Tau nggak sih kalau ternyata dampak global warming bisa merusak kesehatan mental? Ada sebuah artikel jurnal judulnya "Empirical evidence of mental health risks posed by climate change" (2018) yang diterbitkan Proceedings of National Academy of Sciences berisikan bahwa suhu yang lebih panas dari biasanya dan peningkatan curah hujan berkontribusi terhadap gangguan mental. Jadi disini mereka melakukan survey kepada 2 juta responden dan hasilnya rata-rata para responden mengalami peningkatan masalah kesehatan mental sebesar 0,5 % pada bulan-bulan ketika suhunya melebihi 30 derajat celcius.
Gak cuman dengan cuaca panas, hujan yang turun puluhan kali dalam sebulan dengan intensitas tinggi bisa menyebabkan berbagai bencana seperti badai tropis dan hal ini bisa meningkatkan potensi gangguan mental bagi orang-orang yang terkena bencana tersebut. Ngeri ya? Salah satu bencana yang sempet terjadi yaitu badai katrina pada tahun 2005 lalu yang menerjang di sepanjang Pantai Teluk AS, para warga yang bermukim di area tersebut mengalami gangguan kesehatan mental.
Selain penelitian Obradovich dkk, masih ada penelitian lain yang menunjukkan bahwa perubahan iklim bisa merusak kesehatan mental. Penelitian Marshall Burke dkk yang diterbitkan di jurnal Nature menemukan bahwa panas dan kekeringan memperbesar resiko bunuh diri dan gangguan jiwa.
Selian itu, pada 2017 American Psychological Association menetapkan bahwa stres yang berujung pada peningkatan penyalahgunaan obat-obatan atau zat anti-depresan disebabkan oleh perubahan iklim. Wah gak nyangka kan kalo dampak dari global warming bisa memicu hal-hal kayak bunuh diri dan gangguan jiwa?
Disisi lain, penelitian Obradovich juga menegaskan bahwa perubahan iklim berkorelasi dengan masalah kesehatan mental. Artinya, perubahan iklim belum tentu jadi penyebab utama masalah kesehatan mental. Para peneliti memperkirakan kalo perubahan iklim bisa aja gak lagi berdampak pada kesehatan mental di masa depan. Dengan syarat, manusia mampu beradaptasi dengan iklim yang panasn, dapet penanganan psikologis dan sosial, membina kesiapan mental atau mampu mencari tempat yang lebih dingin.
Dari paparan di atas, kita jadi tau kalau ternyata dampak global warming gak cuman menimbulkan penyakit-penyakit fisik, tetapi juga sampe penyakit mental. Miris kalo misalnya abis baca ini fikiran kalian masih belum terbuka tentang parahnya dampak global warming... Bumi ini kita tinggalin bersama dan kita jaga bersama, bukan cuman tugas pemerintah untuk mengeluarkan berbagai kebijakan buat melindungi lingkungan, tapi balik lagi ke dalam diri kita dengan menanamkan berbagai hal-hal postif (gak buang sampah sekecil apapaun, stop pake botol plastik, kurangin berkendara pribadi, dll) supaya kita bisa terus ikut berkontribusi mengurangi global warming yang sedang terjadi.
Ditulis oleh
Avisha Pramestyani
Comments